Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih (Suci). Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar "selamat" (Salama).
1. Islam berasal dari kata "as-silmu " yang artinya damai
“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
(QS. Al-Anfal:61).
2. Islam berasal dari kata "aslama " yang artinya menyerahkan diri (pasrah).
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya” (QS. An-Nisa:125).
3. Islam berasal dari kata "istalma mustaslima " yang artinya penyerahan total kepada Allah.
”Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri” (QS. Ash-Shaffat:26 )
4. Islam berasal dari kata "saliimun salim " yang artinya bersih dan suci.
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu ' ara:89 )
5. Islam berasal dari kata "salamun " yang artinya selamat.
“Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” (QS. Maryam:47).
Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan bahwa kaum Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT, bersih dan suci dari perbuatan maksiat, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika melaksanakan risalah Islam. Wallahu a’lam.
Sebagaimana Sifat Islam yang bersih dan Suci, dari semua hal yang mengotorinya. Terus apakah yang bisa mengotori islam itu sendiri? Tak ada yang lain dan bukan yaitu “NAFSU”. Dan Nafsu sendiri, adalah Sifat yang bersemayam pada semua makhluk tak terkecuali, termasuk ahli Agama sekalipun, apatah lagi mereka yang ahli maksiat, demikianlah islam yang terdapat pada diri kita itu bisa dikotori oleh Nafsu kita sendiri, Sehingga kita mampu untuk mengalahkanya, agar kesucian islam bisa terpelihara dalam diri ini.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sewaktu pulang dari perang Tabuk,
“Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar.” Mereka berkata, “Apakah jihad yang lebih besar itu?” Beliau menjawab, “Jihad hati.” (HR. Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd (384) dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (Bab Al-Wawi/Dzikr Al-Asma` Al-Mufradah) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhuma. Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal (biografi Ibrahim bin Abi Ablah Al-Adawi/210) dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (biografi Ibrahim bin Abi Ablah); dari Ibrahim bin Abi Ablah.
Imam As-Suyuthi mengatakan, “Diriwayatkan Ad-Dailami, Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd, dan Al-Khathib.”[Jami’ Al-Ahadits (15164)]
Dalam riwayat Al-Khathib disebutkan, bahwa ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baru saja dari suatu peperangan, beliau bersabda kepada mereka,
“Kalian telah kembali ke tempat kedatangan terbaik, dari jihad yang lebih kecil menuju jihad yang lebih besar.” Para sahabat berkata, “Apakah jihad yang lebih besar itu? Nabi bersabda, “Jihad seorang hamba melawan hawa nafsu.”
Dalam sebuah keterangan mengatakan : “ Kalau Islam itu Satu, dan hanya satu. Dan sifatnya Gaib” dan dijelaskan kalaulah sifat Dari Islam tersebut adalah NUR, karena ianya tidaklah terkena oleh sesuatu yang kotor
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran -19)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang”. (QS. An-Nisaa’ [4] : 174).
Dengan demikian sangatlah jelas, Kalaulah Islam itu bersih (Suci), karena ianya tercipta dari NUR, maka sifatnya tidak bisa dicampuri oleh Nafsu. Sebagaimana kita waktu masih di Alam Nur, kita belum memiliki nafsu, yang kita lakukan hanyalah menyembah kepada Allah Ta’ala. Dan Pangkat Islam, hanya bisa dimiliki oleh Rosulullah, sedang kita hanyalah disebut Umat, Sedangkan yang bisa mencapai Pangkat Ummat juga bisa di bilang (dihitung), karena tidak semua makhluk didunia bisa mencapai nya, atau disebut dengan Ummat Rosulullah. Sebab hanya mereka yang bisa tahu akan hakikatnya Rosulullah saja pantas disebut Ummatnya.
Maka dari itu, marilah kita belajar untuk bisa mengenal hakikat Rosulullah, agar kita termasuk kedalam Ummat Rosulullah, sebagaimana seorang yang menunaikan ibadah haji, mereka akan menziarahi maqom Rosulullah dan bersimpuh di Rumah Allah secara majazinya, maka hakikatnya pun kita harus bisa tahu maqom Rosulullah dan kerajaan Allah yang terdapat dalam diri ini, yaitu yang disebut dengan Johar Awwal.